Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
Pengertian
Serangkaian dalam suatu konflik antara pelaku
konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang dalam rangka
pengendalian situasi dan kondisi perselisihan yang terjadi antara beberapa
pihak.
Tahapan konflik:
1. Prokonflik
periode dimana terdapat suatu
ketidaksesuaian sasaran diantara dua belah pihak atau lebih, sehingga timbullah
sebuah konflik.
2. Konfrontasi
Pada tahap ini konflik terjadi
semakin terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada masalah mungkin
pendukungnya mulai melakukan aksi demonstrative atau perilaku konfrotatif.
3. Krisis
Merupakan puncak konflik, ketika
ketegangan dan kekerasan terjadi. Komunikasi normal diantara kedua belah pihak
kemungkinan terputus.
4. Akibat
Suatu konflik pasti akan
meninggalkan akibat, satu pihak mungkin menaklukkan pihak lain atau mungkin
melakukan perlawanan.
5. Pasca
konflik
Situasi diselesaikan dengan cara
mengakhiri berbagai macam konfrontasi, ketegangan berkurang dan hubungan
mengarah pada situasi normal diantara kedua belah pihak.
Macam – macam penyelesaian
1. Rujuk
Penyelesaian
dengan cara baik – baik.
2. Persuasi
Penyelesaian
dengan cara mempengaruhi pihak yang terlibat.
3. Pemaksaan
dan penekanan
Apabila
manajemen konflik tidak dapat dilakukan secara baik – baik, maka dilakukan
pemaksaan dan penekanan.
4. Interversi
Penyelesaian
manajemen konflik dengan cara campur tangan pihak ketiga.
Strategi
manajemen konflik
1. Pengenalan
2. Diagnosis
3. Menyepakati
solusi
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Fungsi
dari manajemen konflik
1. Evaluasi
system
2. Mengembangkan
kompetensi
Tipe
– tipe manajemen konflik:
1. Avoiding; gaya seseorang atau
organisasi yang cenderung untuk menghindari terjadinya konflik. Hal-hal yang
sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat mungkin dihindari sehingga
tidak menimbulkan konflik terbuka.
2. Accomodating;
gaya ini mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentingan
pihak-pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan
tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang
diperoleh.
3. Compromising; merupakan gaya
menyelesaikan konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang
berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik
yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution).
4. Competing; artinya pihak-pihak
yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik, dan pada akhirnya
harus ada pihak yang dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya
kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win-lose
solution).
5. Collaborating; dengan cara ini
pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama memperoleh hasil yang
memuaskan, karena mereka justru bekerja sama secara sinergis dalam
menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain.
Singkatnya, kepentingan kedua pihak tercapai (menghasilkan win-win solution).
6. Conglomeration (mixtured type); cara
ini menggunakan kelima style bersama-sama dalam penyelesaian konflik.
Komentar
Posting Komentar